Selasa, 20 November 2018

Menyederhanakan Singgalang Lewat Kopi

Gunung selalu dijadikan salah satu simbol dari petualangan, perpaduan antara usaha dan keindahan yang akan selalu berakhir pada kenikmatan, sama halnya dengan sebuah gunung di Sumatera Barat bernama Singgalang. Tidak akan mudah, mencapai puncaknya harus ekstra usaha, tapi percayalah bahwa puncak akan membayar semuanya.
            Cerita ini tentang Budi, seseorang yang menciptakan Singgalang di Kota Pangkalpinang, Ibu Kota Bangka Belitung. Sebuah kedai kopi yang berada di sudut pertemuan 3 ruas jalan di Kecamatan Gabek, tepatnya di sebrang masjid Assa’adah Gabek. Pemberian namapun menjadi identitas dari pemilik kedai yang berasal dari negeri minang, Singgalang Coffee.
Kedai ini belum genap berusia 2 bulan, awal berdiri pada akhir September 2018. Ukurannya tidak lebih dari hasil perkalian antara 3 meter dan 2,5 meter, tidak luas, bukan berarti tidak bisa dinikmati. Kedai kecil yang akan menarik perhatian setiap pengendara yang melewati persimpangan ini. Perpaduan antara minimalis dan kesederhanaan, namun tidak dengan kesan murahan.
Hanya terdapat 3 meja yang terdiri dari beberapa kursi, juga sebuah meja bar dan tersusun kursi-kursi bar tinggi dengan sangat rapi, bisa dipastikan semua ini hasil tangan Budi sendiri. Seperti yang tertulis di atas, kedai ini perpaduan antara minimalis dan kesederhanaan namun tidak murahan. Menggambarkan ketidakaturan yang tertata rapi, sama halnya dengan alam yang selalu kita nikmati.
Grinder beserta seperangkat alat pembuatan kopi bisa diperhatikan dengan jelas, susunan seperangkat keperluan untuk menyajikan kopi di atas meja bersama gelas-gelas. Buku-buku pada rak di sudut kedai juga menjadi nilai tambah untuk kedai ini, foto-foto para bapak proklamasi terpampang rapi di dinding kedai, kesan revolusi, seperti halnya slogan yang digunakan Budi “Stop pembodohan para penikmat kopi”.
Perpaduan disain dengan warna hitam dan coklat disoroti lampu neon kuning tidak akan membuat kita untuk bertolak lekas, dengan lokasi di persimpangan membuat kita dapat menikmati hiruk-pikuk jalanan dengan jelas, bersama kopi. Bermacam pilihan menu kopi yang tersedia, dari kopi hitam hingga V60, dari yang dingin hingga temperatur tinggi. Berbagai metode juga kerap Budi atraksikan dalam menyajian kopi.
Tidak ada alasan yang cukup kuat untuk para penikmat kopi tidak datang ke sini, dengan semua hal yang tersedia, variasi kopi yang beraneka, serta harga yang tidak seberapa. 20ribu adalah harga termahal kopi yang disajikan oleh Budi. Satu hal lagi, Singgalang Coffee mulai beroperasi pukul 13.00 WIB hingga dini hari sampai pengunjung sepi. Lalu, tunggu apa lagi?
Persamaan antara gunung dan kopi adalah tentang cara menikmati, dari Singgalang untuk penikmat kopi.

2 komentar: