Saya mungkin salah satu manusia di bumi yang berfikiran bahwa yang mahal itu hanya untuk teknologi stuff, karena di era yang semua serba teknologi ini kemampuan akses peralatan teknologi baik itu gadget mau-pun personal computer harus cepat dan pintar, dalam artian pintar adalah tidak mudah lelet dan memiliki daya recovery yang baik dan proteksi yang unggul agar tidak mudah terserang virus. Dengan alasan tersebut akhirnya saya membeli (dibelikan orang tua) iphone 7 di awal 2017, salah satu smartphone terbaik di masanya (tidak ada niatan sombong sama sekali, demi tuhan).
Berbicara pemanfaatan internet hari ini luar bisa maraknya dan beragam, saya punya agak banyak aplikasi sosial media di smartphone saya dari twitter sampi tinder yang sebenarnya cuma 3 sampi 4 sosial media yang benar-benar saya gunakan. Hal ini semata hanya untuk mendaptkan informasi lebih ketika berbicara dengan orang lain terkait perkembangan sosial media, bahasa kerennya biar ga kudet.
Namun, Beberapa bulan terakhir saya merasa terganggu dengan konten-konten yang muncul di akun sosial media saya, baik itu instagram dengan konten sponsor-nya maupun konten video yang muncul di youtube. Dari sini saya mulai menyadari beberapa hal tentang cara bergeraknya dunia maya dalam menyerap informasi kita sebagai pengguna internet.
Awalnya akun instagram saya tidak saya protect, namun sering terjadi hal yang aneh yaitu, beberapa kali sering muncul post-an dari akun yang berdasarkan perasaan saya yang sangat sensitif ini tidak pernah saya follow, hal ini terjadi berulang dan most of adalah akun-akun jualan. Terkadang instagram saya juga melakukan auto-unfollow, dan lagi menurut perasaan saya yang sensitif ini tidak pernah saya lakukan itu.
Berdasarkan informasi dari teman bahwa untuk menghindari itu akun instagram mending diprotect agar bot instagram tidak bisa melakukan kontrol terhadap akun kita, saya ikuti anjurannya. Namun sekarang instagram memiliki fitur untuk promote yang di-“sponsor”, iklan yang dipromosikan juga terkadang mirip dengan apa yang saya search di browser maupun instagram dan sayangnya hal ini tidak bisa diatasi dengan protect akun bahkan tidak ada jalan untuk pergi dari dilakukannya promosi yang masuk ke akun kita, tidak ada pilihan sama sekali selain menghapus instagram.
Selanjutnya, saya udah lama tidak mengunduh lagu karena sekarang tersedia aplikasi musik yang membuat kita bisa mendengar lagu hanya dengan streaming, tapi kalau sedang di kosan youtube adalah pilihan terbaik untuk mendengarkan musik, karena koneksi internet tanpa kuota dan pc yang tidak usah takut kehabisan batre, hanya akan menyebalkan ketika PLN melakukan pemadaman bergilir.
Seringnya saya mendengarkan lagu di youtube hampir setiap saya berada di kosan, ada hal aneh lagi terjadi, pertama tampilan beranda selalu menampilkan hal yang berhubungan dengan video yang kita lihat, dan seakan mengerti video apa saja yang kita sukai. Awalnya biasa saja, tapi ketika mendengarkan lagu dan auto-play dijalankan lagu akan diacak dengan lagu-lagu itu melulu, sehingga untuk memulai kehidupan per-youtube-an yang baru saya harus menghapus history di akun youtube. Hal ini biasa saja, tapi cukup mengganggu bagi saya pengguna internet aktif.
Karena beberapa alasan tersebut saya mencoba untuk membicarakan hal yang menurut saya serius ini dengan teman yang lebih paham dengan internet beserta keluarganya, teman saya adalah mahasiswa teknik telekomunikasi di universitas telkom bandung.
Menurut penjelasan beliau bahwa ini adalah teknologi termutakhir di internet, semua pencarian yang kita lakukan di internet akan tersimpan dalam sebuah tempt penyimpanan kasat mata yang ntah di mana, dan akan melakukan sebuah proses ntah apa namanya sehingga terkoneksi dengan semua akun kita dengan email yang sama atau gadget maupun Pc yang kita gunakan sehingga akan menampilkan konten berdasarkan apa yang pernah kita cari. Hal ini membuat semua hal terlihat begitu pintar dan praktis, seakan mengerti apa yang kita sebagai pengguna butuhkan. Dan data ini sepertiny bisa diperjual-belikan kepada perusahaan yang bergelut dalam bidang bisnis barang dan jasa.
saya menarik kesimpulan lain bahwa ada siklus yang berputar dan menjebak kita dalam sebuah dunia imajiner sehingga kita tidak akan pernah keluar dari siklus tersebut jika tidak kita sadari. Maksudnya begini, kalau kita sering melakukan pencarian dengan keyword kebenaran flat earth maka konten yang sering sekali muncul adalah hal-hal yang mendukung flat earth sangat kecil kemungkinan akan muncul konten yang sebaliknya. Hal ini menjadi bahaya denga tingkat kemalasan manusia untuk mencari dan dunia maya memanjakan seperti ini kita terjebak dalam siklus yang sama, bagai tikus dalam tempurung, saya lupa istilahnya.
Akhirnya, berdasarkan apa yang ditampilkan kita menjadikan hal itu sebagai dasar kebenaran dan selalu kita pegang tenguh, tanpa melakukan perbandingan dengan hal yang berlawanan karena jika tidak dilakukan oleh kita sendiri maka internet secara otomatis akan menampilkan hal yang pernah kita lakukan pencarian. Internet seakan begitu terbuka, ternyata sama saja, mengekang kita, menjebak manusia dalam ilusi, hal yang diharapkan mencerdaskan ternyata sama saja, melakukan pembodohan. Seperti tindakan pemerintah pusat kepada daerah.
januari 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar